Sebagai seorang pemuda muslim, sudah seharusnya kita aktif dalam menghidupkan masjid baik dari segi fisik maupun pemikiran. Dengan memberikan kontribusi dari kalangan pemuda, kita dapat memberikan warna baru dalam kemakmuran masjid. Salah satu kelompok pemuda yang dicintai oleh Allah SWT adalah mereka yang berupaya untuk memakmurkan masjid. Karena masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga merupakan pusat peradaban, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu Allai Wa Sallam. Terdapat tujuh kelompok yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, dan salah satunya adalah pemuda yang berusaha untuk memakmurkan masjid. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam;
Yang artinya: “Terdapat tujuh kelompok manusia yang akan dilindungi oleh Allah di bawah perlindungan-Nya pada hari yang tidak ada perlindungan sama sekali kecuali perlindungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…”
Dalam hadits tersebut, dapat kita pahami bagaimana Allah SWT memberikan perhatian istimewa kepada para pemuda yang berusaha memajukan masjid. Hal ini juga menjelaskan keutamaan yang luar biasa yang akan diperoleh oleh seorang pemuda yang mengabdikan waktu dan pikirannya untuk kemajuan masjid. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga pernah menyampaikan;
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah”.
Artinya: Shabwah, secara harfiah, mengacu pada rasa kagum yang dirasakan oleh Allah SWT terhadap pemuda-pemuda yang mampu menguasai hawa nafsunya dan membiasakan diri untuk melakukan perbuatan baik, salah satunya adalah dengan menjadikan masjid sebagai tempat yang hidup. Setelah mengetahui dua hadis tersebut tentang pentingnya pemuda yang menjadikan masjid sebagai tempat yang hidup, serta keutamaannya, semoga semakin banyak pemuda yang memiliki keterikatan emosional dan keinginan kuat untuk menjadikan masjid sebagai tempat yang hidup.
Inovasi Program Masjid
Dalam mengelola masjid, diperlukan inovasi untuk menciptakan program yang nyaman guna menarik minat anak muda untuk datang ke masjid. Banyak faktor yang menyebabkan peran masjid semakin terabaikan, salah satunya adalah kurangnya upaya dari Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) dalam mengajak generasi muda untuk mencintai masjid. Tantangan juga terletak pada pengelolaan fasilitas dan program yang tidak optimal, meskipun ada beberapa faktor penyebabnya seperti kurangnya dana masjid atau kurangnya pengelolaan yang efektif dan tepat sasaran.
Pada awal tahun 2019, kami dengan sengaja mengunjungi sebuah masjid dan mempelajari cara pengelolaannya. Masjid tersebut bernama Masjid Jogokariyan dan awalnya berupa langgar kecil di Kampung Pinggiran, Selatan Yogyakarta. Masjid Jogokariyan berusaha keras untuk membangun umat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Logo Masjid Jogokariyan terdiri dari tiga bahasa, yaitu Arab, Indonesia, dan Jawa, sebagai simbol semangat pengelola untuk menjadikan masjid ini sebagai tempat ibadah yang utuh tanpa kehilangan akar budaya.
Masjid Jogokariyan memiliki beberapa program yang dapat menjadi contoh, seperti manajemen masjid yang modern, pengajian pekanan, tempat penginapan suffah yang sesuai dengan syariah dan ekonomis. Salah satu program unggulannya adalah peta dakwah, yang mencakup peta wilayah kerja dan data jamaah. Infaq yang diberikan pun tidak ada nominal minimum, dan dengan semangat segera disalurkan kepada jamaah lainnya.
Selain itu, ada program sedekah berupa ATM beras, di mana jamaah masjid mengumpulkan beras dan menyedekahkannya kepada yang membutuhkan. Program unik lainnya adalah “Menshalatkan Orang Hidup,” yang memberikan pelatihan salat kepada orang yang belum bisa salat sehingga mereka tidak merasa malu lagi untuk pergi ke masjid dan melaksanakan salat berjamaah.
Selama Bulan Ramadhan, ada program bernama Kampoeng Ramadhan yang melibatkan seluruh warga Jogokariyan dalam berbagai kegiatan untuk merayakan bulan suci tersebut, termasuk acara-acara besar. Terakhir, ada Gerakan Jama’ah Mandiri yang berhasil meningkatkan infak mingguan Masjid Jogokariyan hingga 400%. Hal ini dikarenakan orang merasa malu jika ibadah mereka hanya disubsidi.
Di Kepulauan Riau, tepatnya di Masjid Jabal Arafah, masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat ibadah yang makmur dan meningkatkan kesejahteraan umat.
Dengan tujuan sebagai pusat ibadah, dakwah, pendidikan, dan pembinaan umat, Masjid Jabal Arafah bertujuan untuk menjadi pusat pemberdayaan umat, pusat bisnis, dan tempat wisata religi yang berbasis digital. Ini merupakan contoh inovasi program dalam masjid.
Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Kepulauan Riau sebelumnya telah menjalin hubungan baik dengan beberapa masjid di Kota Batam untuk bekerja sama dalam pengelolaan yang lebih modern dan menarik bagi generasi muda. Beberapa masjid yang telah bekerja sama antara lain Masjid Agung Hidayatullah Batam di Kelurahan Kibing, Masjid Ar-Riyadh, dan Masjid Abdullah Said di Kelurahan Tanjung Uncang, serta beberapa masjid lainnya yang sedang dalam proses kerja sama.
Harapan kami adalah untuk memakmurkan masjid melalui inovasi program yang dikelola oleh generasi muda. Pemuda Hidayatullah mengajak semua kalangan, terutama kaum muda, untuk terlibat dalam memakmurkan masjid.
DKM Masjid sangat berharap dapat menciptakan program yang dapat membuat hati kaum muda terhubung dan dekat dengan masjid. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai langkah-langkah kita dalam memakmurkan rumah-Nya.
Ditulis ulang dari tulisan oleh Mahdi Muntadzor, penulis adalah Ketua PW Pemuda Hidayatullah Kepulauan Riau